Tuesday, December 21, 2010

Malang Goes To The Future

Malang masa depan dapat dikatakan sebagai kebalikan dari Malang Tempoe Doeloe yang beberapa tahun ini diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Malang. Malang Tempoe Doeloe diselenggarakan dengan menampilkan beragam budaya hingga menyajikan barang-barang, makanan-makanan, alat transportasi pada jaman dulu serta sejarah-sejarah kota Malang. Sedangkan Malang Masa Depan kebalikan dari semua hal tersebut. Misalnya, budaya-budaya, alat transportasi, alat-alat industri masa yang akan datang serta segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi yang akan tercipta di masa datang.

Pada Malang Tempoe Doleloe, di sudut-sudut jalan strategis terpampang poster-poster potret Malang pada masa perjuangan. Jika pada Malang Masa Depan, akan terpampang poster-poster potret Malang yang akan datang, atau potret kota Malang yang diidamkan. Misalnya, foto alun-alun kota Malang yang akan dirombak sehingga syarat akan teknologi yang maju dan terawat dengan baik. Air mancur di alun-alun kota Malang akan menampilkan gambar atau film, sehingga meningkatkan banyak pengunjung. Selain itu terdapat jembatan penyebrangan menuju alun-alun berupa elevator atau lift sehingga tempat penyebrangan yang selama ini tidak terpakai dapat dimanfaatkan dan memudahkan para pengunjung. Dimana, elevator atau lift tersebut memanjakan para pengunjung karena pengunjung hanya diam saja hingga sampai pada tujuan. Selain poster tersebut tampil pula poster-poster wilayah yang high teknologi.

Selain menampilkan poster, juga menampilkan alat transportasi masa depan. Saat ini, yang membuat Malang menjadi macet ialah begitu banyaknya mikrolet. Pada masa depan mikrolet tetap ada tetapi tidak berjalan di tanah tetapi bisa terbang begitu juga dengan kendaraan pribadi. Dimana ada batas-batas ketinggian untuk mengatur lalu lintas. Misalnya ketinggian 3 meter dari tanah untuk mikrolet yang sering berhenti untuk menaikkan/ menurunkan penumpang, ketinggian 6 meter untuk menyalip kendaraan di depannya, ketinggian 9 meter untuk kendaraan pribadi yang minimal dengan kecepatan 100 km/jam. Selain alat transportasi juga ada alat teleportasi. Dimana alat tersebut dapat memindahkan manusia dengan hitungan detik ke tempat-tempat tujuan. Untuk menggunakan alat tersebut harus ada 2 terminal. Satu untuk masuk dan satu lagi untuk keluar. Sebelumnya, alat tersebut sudah diprogram tempat-tempat yang akan dituju dengan catatan tempat tersebut ada terminal alat tersebut. Misalnya, jika ingin ke Matos tinggal pencet tombol 1, MOG tombol 2, dst. Karena tidak hanya 1 orang yang memanfaatkan alat tersebut, maka setelah kita pencet tombol akan keluar nomer antrian dan disebelahnya akan muncul nomer antrian yang sedang diproses. Jika pada saatnya akan diproses pengantaran akan ada peringatan terlebih dahulu agar selamat. Terdapat tombol ’PROSES’ yang akan ditekan jika sudah siap. Alat teleportasi tersebut berupa kotak box seperti lift yang kapasitasnya 10-20 orang.

Di Malang Tempoe Doeloe banyak orang atau stand yang berjualan makanan. Pada Malang Masa Depan, untuk menghemat tempat, maka hanya berupa box makanan. Box makanan tersebut terpampang gambar makanan, bahan-bahan yang digunakan serta harga. Orang dapat memilih makanan tersebut, seumpama suka pedas kita pencet tombol merah atau yang suka manis pencet tombol 1. Setelah itu kita masukkan uang sebesar harga makanan tersebut. Maka box makanan tersebut akan memproses makanan tersebut dan keluar sesuai makanan yang dipesan. Jika kita tidak membawa uang, kita juga bisa hanya memasukkan nomer kredit kita. Dengan begitu kartu kredit kita bertambah dengan sendirinya.

Di Malang Tempoe Doeloe juga menampilkan kesenian jaman dulu seperti ludruk dan tarian. Di Malang Masa Depan juga menampilkan kesenian tersebut hanya saja dengan format berbeda. Untuk menghemat biaya akomodasi pengisi acara menggunakan teknologi 10G. Dimana sebuah sanggar dimana saja (seluruh Indonesia bahkan seluruh negera) menampilkan keseniannya ditempat sanggar tersebut. Tetapi panggung tersebut akan muncul sanggar maya dapat dilihat seperti aslinya namun tidak bisa kita pegang. Cahaya yang muncul menampilkan detail sanggar tersebut.

Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan di perpustakaan, terdapat manusia maya. Manusia maya tersebut diprogram oleh mesin sehingga menyerupai sifat-sifat manusia tertentu yang tidak mempunyai kekurangan tertentu. Manusia tersebut bertugas melayani pengunjung sebagai penunjuk arah atau penunjuk tempat buku yang dicari secara detail dan tepat. Manusia maya tersebut tidak hanya di perpustakaan saja, tetapi juga di toko-toko buku yang begitu besar. Sehingga memudahkan para pengunjung.

Dapat disimpulkan bahwa Malang Masa Depan sebagai bentuk cinta terhadap teknologi yang berkembang. Lain halnya dengan Malang Tempoe Doeloe tercipta sebagai bentuk cinta terhadap kota Malang dan sejaranhya. Malang Masa Depan sebagai upaya untuk meningkatkan teknologi yang saat ini sedang berkembang untuk menyaingi negara-negara maju.

Warga negara yang baik adalah mencitai sejarah dan pahlawannya, tetapi juga harus memperjuangkan mimpinya menjadi nyata di masa depan...... Kalo terus2an membahas sejarah...kapan membahas masa depan untuk lebih maju.

0 komentar:

Post a Comment

Thanks a lot for your attention...

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting